Kenikmatan meminum kopi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari banyak orang, namun di balik aroma dan rasanya yang memikat, terdapat berbagai konsekuensi kesehatan yang perlu dipahami. Kopi telah menjadi minuman yang sangat populer di kalangan masyarakat setelah air dan teh.
Penelitian oleh Damayanti et al. (2023) menemukan bahwa kopi mengandung Chlorogenic Acid (CGA), senyawa phenolic utama yang berfungsi sebagai sumber antioksidan. Antioksidan ini sangat bermanfaat bagi tubuh, terutama dalam meningkatkan dan memperbaiki kemampuan mengingat.
Selain itu, kafein dalam kopi memiliki efek pada sistem saraf simpatis, yang membantu menghambat peroksidasi lipid dalam reaksi stres oksidatif, sehingga mengurangi pembentukan MDA sebagai indikator stres oksidatif (Demirtaş et al., 2012).
Penelitian lain oleh Sefira Uhya dan Mursyida (2021) juga menunjukkan bahwa konsumsi kopi dapat meningkatkan kemampuan mengingat jangka pendek. Meskipun kopi memiliki kandungan nutrisi yang sedikit, ia mengandung ribuan bahan kimia alami seperti karbohidrat, lipid, senyawa nitrogen, vitamin, mineral, alkaloid, dan senyawa fenolik.
Beberapa dari bahan kimia ini memiliki potensi manfaat kesehatan, sementara yang lainnya bisa berbahaya. Salah satu senyawa alkaloid yang memiliki potensi bahaya adalah kafein (Silviana & Santika, 2020).
Selain memberikan efek positif, kafein juga memiliki dampak negatif bagi tubuh manusia. Konsumsi kafein yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan apabila diminum dalam jumlah besar dan secara rutin (Wilson, 2018).
Lebih lanjut, konsumsi kafein yang terlalu banyak dapat memicu berbagai efek negatif seperti detak jantung yang tidak normal, sakit kepala, perasaan cemas, tremor, kegelisahan, gangguan memori, insomnia, serta masalah pada lambung dan pencernaan.
Baca Juga: Ganja Medis : Benarkah Ganja Bermanfaat?
Dalam dosis yang disarankan (≤ 400 mg per hari), kafein dapat meningkatkan kewaspadaan, semangat, dan perasaan tenang (Wilson, 2018). Namun, ada standar yang menyarankan batasan konsumsi kafein tidak lebih dari 150 mg per hari untuk menjaga kesehatan (SNI 01-7152-2006).
Hal ini setara dengan sekitar 50 mg per porsi. Penting untuk diingat bahwa batasan ini mencakup kafein yang terkandung dalam berbagai makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.
Perlu dipahami bahwa, orang yang sering mengkonsumsi kopi akan mengalami kondisi Caffeine Withdrawal, dimana kondisi ini terjadi ketika seseorang menghentikan konsumsi kafein secara tiba-tiba setelah mengkonsumsinya secara rutin.
Beberapa ciri-ciri Caffeine Withdrawal menurut DSM V meliputi:
A. Penggunaan kafein setiap hari dalam waktu lama.
B. Penghentian atau pengurangan penggunaan kafein secara tiba-tiba, diikuti dalam waktu 24 jam dengan tiga (atau lebih) tanda atau gejala berikut:
- Sakit kepala,
- Kelelahan atau kantuk yang nyata,
- Mood disforik, mood depresi, atau mudah tersinggung,
- Kesulitan berkonsentrasi,
- Gejala mirip flu (mual, muntah, atau nyeri/kaku otot).
C. Tanda atau gejala pada Kriteria B menyebabkan penderitaan atau gangguan yang signifikan secara klinis dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang fungsi penting lainnya.
D. Tanda atau gejala tersebut tidak berhubungan dengan efek fisiologis dari kondisi medis lain (misalnya migrain, penyakit akibat virus) dan tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh gangguan mental lain, termasuk keracunan atau penarikan diri dari zat lain.
Menjaga konsumsi kafein dalam batas yang wajar adalah langkah bijak. Kopi memang memiliki manfaat, seperti meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan performa fisik, dan mengandung antioksidan. Namun, kita juga perlu memperhatikan potensi efek sampingnya, seperti gangguan tidur, peningkatan detak jantung, dan ketergantungan. Jadi, tetaplah menikmati kopi dengan bijak dan seimbang. ☕🙂
Daftar Pustaka
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edition (DSM-V). Washington : American Psychiatric Publishing.
Damayanti, A. E., Wirjatmadi, B., & Sumarmi, S. (2023). Benefits of Coffee Consumption in Improving the Ability to Remember (Memory): A Narrative Review. Media Gizi Kesmas, 12(1), 463–468. https://doi.org/10.20473/mgk.v12i1.2023.463-468
Silviana, E., & Santika, M. (2020). ANALISIS KANDUNGAN KAFEIN PADA KOPI SEDUHAN WARUNG KOPI DI KOTA BANDA ACEH. In Lantanida Journal (Vol. 8, Issue 1). https://pixabay.com
Wilson, C. (2018). The Clinical Toxicology of Caffeine: A Review and Case Study. Elsivier (Toxicology Reports), 5: 1140-1152.