Sitinjau Lauik mungkin tidak asing lagi ditelinga kita, sebuah tanjakkan super ekstrim yang selalu menciptakan cerita menakutkan setiap harinya. Hampir setiap hari terdengar di berita ada saja kejadian kecelakaan yang terjadi disini. Seperti bukan suatu yang mengejutkan terjadi kecelakaan bahkan memakan korban di tempat ini.

Sitinjau Lauik merupakan kawasan ikonik di Sumatera Barat yang menghubungkan Kota Padang dengan Solok melalui jalur perbukitan yang menantang. Terkenal dengan julukan “Jalan ke Langit,” kawasan ini menawarkan perpaduan antara keindahan alam yang memukau dan tantangan bagi pengendara.

Sebagian orang akan menganggap Sitinjau Lauik adalah sebuah tikungan yang indah karena pada tikungan ini terdapat pemandangan panorama yang sangat indah. Seperti namanya dari sini kita bisa melihat laut dari ketinggian. Nama Sitinjau Lauik sendiri berarti melihat atau memandang laut membuat daya tarik tersendiri bagi pejalan atau pengendara yang sekedar singgah. Tetapi dibalik keindahannya Sitinjau Lauik menjadi momok menakutkan untuk pengedara “truk raksasa”.

Tanjakan Menikung Sitinjau Lauik, Lebih Menakutkan dari Shidratal Muntaha

“Berita Duka Hari Ini, Truk Batu Bara Terbalik di Sitinjau Lauik”, begitu bunyi berita yang ditayangkan di Channel Youtube Sitinjau Lauik TV. Sebuah truk batu bara bermuatan berat terbalik saat hendak menanjak di “Tikungan Maut” Sitinjau Lauik. Hampir setiap hari terdengar di berita ada saja kejadian kecelakaan yang terjadi disini. Seperti bukan suatu yang mengejutkan terjadi kecelakaan bahkan memakan korban di tempat ini.

Sejak puluhan tahun, tanjakkan ini selalu memakan korban dan entah sudah berapa kerugian material yang disebabkan olehnya. Truk-truk besar bermuatan berat mungkin akan lebih memilih jalan lain untuk mengangkut kiriman mereka agar terhindar dari risiko dan bahaya dari tanjakkan ini. Tetapi apalah daya, ini adalah jalan terdekat yang akan lebih mempersingkat jarak dan waktu tempuh perjalanan. Bisa saja para sopir ini memilih jalan lain seperti melewati Kota Padang Panjang, namun akan membuat waktu tempuh jauh lebih lama, 2 kali lipat lebih lama jika dibandingkan dengan lewat jalan Sitinjau Lauik.

Waktu dan jarak adalah pertimbangan penting seorang sopir, mengingat hal tersebut akan mempengaruhi biaya angkut yang membengkak jika memilih jalur lain yang lebih jauh. Mau tidak mau truk-truk ini lebih memilih jalur Sitinjau lauik agar perjalanan lebih singkat. Akan tetapi pilihan ini membuat risiko yang besar pula bagi mereka. Mereka bisa saja mendapatkan musibah diperjalanan karena jalur yang ekstrim ini.

Kecelakaan demi kecelakaan seperti putus menyambung terjadi waktu demi waktu. Jalanan yang licin, tumbahan solar, dan jalanan berlubang menambah besar risiko kecelakaan. Tidak hanya truk besar, mobil-mobil minibus pun sering menjadi korban keganasan jalan Sitinjau Lauik. Seolah jika melewati jalur ini seperti melewati jembatan shidratal muntaha.

Sitinjau lauik
Tikungan Sitinjau Lauik
Ancaman Longsor Saat Hujan

Ketika musim hujan tiba, jalan ini menjadi jauh lebih berbahaya. Air yang mengalir deras dari bukit-bukit sekitarnya sering kali menggenangi permukaan jalan, menyamarkan lubang-lubang yang ada. Pengendara yang kurang waspada sering kali terjebak, kehilangan kendali, lalu berakhir pada kecelakaan yang seharusnya bisa dihindari. Selain itu, kabut tebal yang menyelimuti kawasan ini menambah ketegangan, mengaburkan pandangan hingga hanya beberapa meter ke depan.

Jalanan yang berada ditengah-tengah perbukitan menambah daftar ancaman pengedara jika melewati jalur ini. Ketika hujan deras melanda, tebing-tebing bukit ini seakan ingin runtuh menyelimuti semua yang ada dibawahnya. Sudah acap kali kita mendengar kejadian longsor yang terjadi setiap musim hujan melanda.

Entah sampai kapan jalan ini akan terus menjadi saksi bisu dari begitu banyak duka. Apa harus ada kejadian besar yang lebih memilukan dulu agar semua pihak akhirnya sadar? Rasanya, kita sudah terlalu lama hidup berdampingan dengan bahaya tanpa ada langkah nyata untuk mengatasinya.

Rencana Pembangunan Fly Over

Namun, ada rencana besar dari pemerintah yang bisa menjadi harapan baru untuk mengatasi masalah ini. Pembangunan jalan layang Sitinjau Lauik tengah dalam proses perencanaan, yang diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi keselamatan pengendara dan kelancaran arus lalu lintas. Jalan layang ini dirancang untuk menghindari area-area rawan longsor dan tikungan tajam yang selama ini menjadi penyebab utama kecelakaan di jalur ini. Dengan jalur elevated, pengendara tidak perlu lagi khawatir melewati tebing-tebing curam yang bisa sewaktu-waktu longsor.

Pembangunan jalan layang ini juga diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang sering terjadi, mengingat jalur ini merupakan satu-satunya penghubung utama antara Padang dan daerah-daerah lainnya di Sumatera Barat. Proyek ini bukan hanya sekadar peningkatan infrastruktur, tapi juga akan dilengkapi dengan berbagai fitur keselamatan seperti lampu penerangan yang cukup, rambu-rambu lalu lintas yang lebih jelas, serta jalur drainase untuk mengatasi genangan air saat hujan.

Dengan adanya jalan layang, pengendara akan memiliki jalur yang lebih aman dan efisien, sekaligus mengurangi potensi kecelakaan yang sering merenggut korban jiwa. Meskipun proyek ini memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit, harapan masyarakat sangat besar agar rencana ini dapat segera terwujud. Jalan layang Sitinjau Lauik bukan hanya sebuah solusi bagi masalah infrastruktur, tetapi juga langkah konkret dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi semua pengendara.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version