Eits, sebelum kita masuk ke topik pembahasan, aku punya kabar seru untuk kalian, pembaca setia Jurnal Litera! Mulai sekarang, kalian akan kusebut dengan nama Sobat Litera. Keren, kan? Sobat Litera, apakah kalian pernah menghadapi situasi penuh tekanan di mana masalah terasa begitu rumit hingga sulit menemukan solusi? Perasaan buntu seperti ini sering kali membawa kita pada kondisi penuh kebingungan dan stres. Tak jarang, situasi tersebut membuat kita merasa terombang-ambing tanpa arah yang jelas.
Ternyata ada loh, solusi yang bisa membantu sobat litera mengatasi masalah, salah satunya adalah dengan menerapkan strategi coping. Lazarus dan Folkman (1984) (dalam Kleanthous et al., 2023) memperkenalkan konsep coping sebagai sebuah proses dinamis yang melibatkan upaya kognitif dan perilaku. Proses ini bertujuan untuk mengelola, mengatasi, mengurangi, atau bahkan mentoleransi tekanan yang muncul akibat hubungan yang penuh tantangan antara individu dengan lingkungannya. Coping memiliki dua fungsi dasar: a) memodifikasi hubungan individu-lingkungan yang bermasalah yang menyebabkan stres, dan b) mengatur emosi (Lazarus & Folkman, 1984).
Macam-Macam Strategi Coping
Menurut Lazarus dan Folkman (1984) (dalam Kleanthous et al., 2023) ada 2 macam strategi coping yaitu :
a) Problem-focused coping
Pendekatan yang berfokus pada masalah bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan dengan melibatkan langkah-langkah aktif, seperti mencari informasi, meminta bantuan, merencanakan solusi, serta mengambil tindakan langsung untuk mengelola atau mengubah situasi yang menimbulkan stres. Contohnya : membuat to-do list, mencatat satu per satu tugas yang perlu dikerjakan
b) Emotion-focused coping
Pendekatan yang berfokus pada emosi mencakup berbagai upaya untuk mengelola dampak emosional dari peristiwa yang penuh tekanan, seperti melakukan penyangkalan, melampiaskan dan fokus pada emosi, menginterpretasikan peristiwa secara positif, serta mencari dukungan sosial. Contohnya : Cari hal yang bisa bikin mood sobat litera lebih baik,
Pemilihan Strategi Coping
Individu cenderung memilih strategi coping berdasarkan sejauh mana mereka merasa dapat mengendalikan situasi yang menimbulkan stres (Carver et al., 1989 dalam Kleanthous et al., 2023). Individu cenderung memilih strategi coping yang berfokus pada masalah ketika mereka merasa dapat mengendalikan situasi penuh tekanan, baik dengan mengurangi beban yang muncul maupun dengan meningkatkan kemampuan mereka untuk menghadapinya.
Sebaliknya, ketika individu merasa tidak bisa mengubah kondisi yang menekan, mereka cenderung mengandalkan strategi berfokus pada emosi untuk mengontrol reaksi emosional mereka (Lazarus & Folkman, 1984; Carver dkk., 1989). Penelitian tentang penanganan stres menunjukkan bahwa kedua strategi coping ini seringkali digunakan secara bersamaan (Folkman et al., 1986).
Nah, Sobat Litera, sudahkah kalian menemukan strategi coping yang
paling cocok untuk mengtasi stres kalian? atau mungkin ada
pengalaman yang ingin kalian bagikan?.
Yuk, tuliskan pendapat atau cerita kalian di kolom komentar!
Referensi
Aqli, A (2024). GAMBARAN STRATEGI COPING PADA SISWA SMAN 1 TEBING TINGGI YANG SEKOLAH SAMBIL BEKERJA. Liberosis: Jurnal Psikologi Dan Bimbingan Konseling, 4(3), 61–70. https://doi.org/10.3287/liberosis.v4i3.4631
Kleanthous, E., Evangelou, E., Georgiadou, A., Galanis, P., Andreadaki, E., Tzavara, C., Kaitelidou, D., & Kallergis, G. (2023). Stress and coping strategies in the general population of Greece and Cyprus in response to the COVID-19 pandemic: A cross-sectional study. European Journal of Trauma & Dissociation, 7(1), 100306. https://doi.org/10.1016/J.EJTD.2022.100306