Buku “Re: dan peRempuan” berlatar tahun 1980han, ketika penulis sendiri yaitu Maman Suherman menjadi Mahasiswa semester akhir pada jurusan Kriminologi, yang penelitian skripsinya membawa dia bertemu dengan Re, seorang pelacur lesbian di sekitar ibukota. 

Pertemuannya dengan Re menyeret Herman jauh kedalam kelamnya kehidupan tunasusila yang tak diketahui khalayak umum, bukan hanya sekedar peneliti dan objek penelitiannya namun menjelma menjadi kisah cinta tragis dikarenakan kematian Re yang tak wajar dan tak terselesaikan.

Buku ini tidak berfokus pada siapa pembunuh Re dan bagaimana kematian datang menjemputnya akan tetapi lebih berfokus keresahan penulis dalam memendam rahasia kehidupan Re hingga akhir hayatnya kepada Melur, putri semata wayang Re.

Pada halaman pertama kita langsung di suguhi perihal kematian seorang tunasusila yang bernama Sinta, dan merupakan teman dari Re. Dan menurut saya pribadi hal ini menjadi daya tarik untuk melanjutkan membaca buku ini dikarenakan pembaca akan bertanya-tanya perihal kematian ini.

Buku ini berfokus pada sudut pandang orang pertama yaitu tokoh utama sendiri, sehingga pembaca dapat lebih memahami perasaan penulis yang sebenarnya, pembaca diajak berjelajah bersama penulis pada dunia malam yang dibongkar dengan rinci dengan penggambaran kawasan hiburan di Jakarta membuat semuanya terasa nyata dan sepertinya memang disampaikan apa adanya oleh penulis. 

Menurut saya pribadi, deskripsi kisah Re sudah mampu menyentuh hati pembaca dan deskripsi gelapnya dunia malam juga terpampang nyata, bagaimana kuatnya germo-germo, bagaimana kuatnya jeratan lubang setan dunia malam, tetapi alur menuju penyelesaian konflik kurang tersaji baik sebab disajikan dengan datar tapi balik lagi ke awal, penulis menceritakan fakta apa adanya yang ada di lapangan 

Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk kalian yang penasaran tentang sisi gelap ibukota bisa membaca buku ini, dengan bahasa ringan dan dapat membuka sudut pandang baru terhadap tunasusila

Jangan sampai di tubuhnya melekat keringat pelacur.

Peluk dia untukku

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version