Close Menu
Jurnal LiteraJurnal Litera
  • Artikel
  • Buku
    • Novel
    • Sains
    • Sejarah
  • Esai
  • Opini
  • Resensi Buku
  • Reportase
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Sastra Minang
  • Isu Lingkungan
What's Hot

Rubik: Permainan Sederhana dengan Segudang Manfaat

06/05/2025

IKAN CUPANG: TEMAN KECIL UNTUK JIWA YANG LEBIH TENANG

06/05/2025

Pola Asuh Otoriter: Kunci Keberhasilan atau Trauma?

09/02/2025
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook TikTok
Jurnal LiteraJurnal Litera
Subscribe Login
  • Artikel
  • Buku
    • Novel
    • Sains
    • Sejarah
  • Esai
  • Opini
  • Resensi Buku
  • Reportase
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
    • Sastra Minang
  • Isu Lingkungan
Jurnal LiteraJurnal Litera
  • Artikel
  • Buku
  • Esai
  • Opini
  • Resensi Buku
  • Reportase
  • Sastra
  • Isu Lingkungan
Beranda » Review Novel “Laut Bercerita” Karya Leila S. Chudori
Buku

Review Novel “Laut Bercerita” Karya Leila S. Chudori

HananiaBy Hanania23/11/2024Updated:25/11/20240473 Mins Read
Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
Follow Us
Google News Flipboard
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email Copy Link

Buku ‘ Laut Bercerita’ menceritakan bagaimana masa orde baru terjadi, bagaimana dimasa itu para aktivis dan kegiatan pers dibungkam dan disiksa demi membiarkan presiden yang sedang menjabat tetap ditahtanya.

Berawal dari seorang mahasiswa bernama Biru Laut yang membentuk suatu organisasi bersama beberapa temennya demi membawa sebuah perubahan baru untuk Indonesia yang berbeda.

Pada novel ini kita diceritakan bagaimana kejamnya masa itu, hak manusia diambil demi kepentingan pemerintah, aktivis dan pers dibungkam, bagaimana kehidupan laut bersama temannya yang berada dalam kejaran buronan dan nasib mereka kedepannya.

Matilah engkau mati

Engkau akan lahir berkali kali

Ulasan :

Cerita ini bermula dari seorang mahasiswa bernama Biru Laut, “laut” begitulah mereka memanggil nya. Mahasiswa dari sebuah kampus di Jogja yang mempunyai keinginan untuk menyuarakan suara yang tidak pernah didengar pemerintah, mempunyai keinginan untuk mengubah Indonesia menuju perubahan yang baru.

Bersama beberapa temennya, mereka membentuk sebuah organisasi kecil bernama “winatra”. Dengan keberanian yang mereka punya dan kekuatan yang seadanya mereka melakukan pergerakan dengan beberapa teman jakarta dan beberapa kota lainnya yang punya tujuan sama “menggulingkan pemerintahan”.

Hidup sebagai buronan dan dianggap sebagai organisasi terlarang, sudah biasa laut lewati selama masa perlariannya. Disiksa tanpa henti sudah menjadi makanan sehari-hari selama masa penangkapan nya. Yang dia rindukan hanya keluarganya, ayah, ibu, adik kecilnya Asmara, dan kekasihnya Anjani. Rasa sakit raga dan jiwa sudah Laut rasakan berhari-hari bahkan saat mengetahui bahwa salah satu diantara mereka ada yang menjadi “ular” dalam pertemanan.

Buku ini memiliki 2 sudut pandang dari sudut pandang Laut dan Asmara, adik kesayangannya Laut. Bagaimana Laut hidup sebagai buronan pemerintah dan Asmara yang harus merasakan kehilangan dari segala sisi.

Buku ini mempunyai kelebihan dimana diksinya yang indah dan sastra yang menawan, penggambaran tentang masa penyekapan dan penyiksaan membuat pembaca merasakan perasaan yang dialami Laut dan temannya, selain itu pembaca juga merasakan sedihnya kehilangan dan pengkhianatan yang terjadi dalam buku tersebut. Selain itu banyak buku serta lagu asing disebutkan yang dapat menambah wawasan pembaca.

Kekurangan dari buku ini adalah cerita tidak diurutkan dari awal, dimana pembaca akan dibuat bingung karena pembaca akan merasa dilempar ke masa depan dan kembali ditarik ke masa lalu. beberapa tokoh juga tidak diceritakan bagaimana latar belakang nya, dalam buku ini juga tidak diceritakan alasan mengapa seseorang bisa menjadi pengkhianat diantara mereka, tidak diceritakan pula bagaimana nasib teman yang hilang serta nasib “ular” Winatra.

Buku ini merupakan salah buku karya Leila S. Chudori diterbitkan pada tahun 2017 silam oleh KPG. Buku ini sudah dibaca cukup banyak orang bahkan masih tetap berada dalam top best seller di Gramedia dan menjuarai S.E.A Write Award pada tahun 2020.

Menurut saya buku ini menarik karna membahas isu yang cukup sensitif mengenai 1998. Di dalam buku ini tergambar jelas bagaimana penyiksaan, pengkhianatan dan kehilangan yang dirasakan oleh semua tokoh dalam cerita ini.

Secara keseluruhan buku ini sangat bagus untuk dibaca, penggambaran keadaan yang digambarkan oleh penulis dalam cerita juga jelas, sehingga kita bisa membayangkan bagaimana kejadian sebenarnya pada cerita novel ini. Jadi, untuk kalian yang belum baca, dan ingin berkenalan dengan masa “98” sepertinya buku ini layak dipertimbangkan untuk kalian baca.

Follow on Google News Follow on Flipboard
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email Copy Link
Hanania

Related Posts

Review Novel “Aku Terlalu Takut Jujur bahwa Aku Lelah” oleh Boy Candra

21/01/2025

Resensi Buku: Goodbye, Things – Hidup Minimalis Ala Orang Jepang oleh Fumio Sasaki

02/01/2025

Review Novel “Bungkam Suara” karya J.S Khairen

07/12/2024
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Top Posts

Kenali 5 Tahapan dalam Menghadapi Kesedihan

22/11/202475

Review novel “Re: dan peRempuan” karya Maman Suherman

23/11/202460

Review Novel “Laut Bercerita” Karya Leila S. Chudori

23/11/202447
Stay In Touch
  • Facebook
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Twitter
  • Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • Home
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
© 2025 JurnalLitera. Designed by MN Chaniago.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.