Buku ‘ Laut Bercerita’ menceritakan bagaimana masa orde baru terjadi, bagaimana dimasa itu para aktivis dan kegiatan pers dibungkam dan disiksa demi membiarkan presiden yang sedang menjabat tetap ditahtanya.
Berawal dari seorang mahasiswa bernama Biru Laut yang membentuk suatu organisasi bersama beberapa temennya demi membawa sebuah perubahan baru untuk Indonesia yang berbeda.
Pada novel ini kita diceritakan bagaimana kejamnya masa itu, hak manusia diambil demi kepentingan pemerintah, aktivis dan pers dibungkam, bagaimana kehidupan laut bersama temannya yang berada dalam kejaran buronan dan nasib mereka kedepannya.
Matilah engkau mati
Engkau akan lahir berkali kali
Ulasan :
Cerita ini bermula dari seorang mahasiswa bernama Biru Laut, “laut” begitulah mereka memanggil nya. Mahasiswa dari sebuah kampus di Jogja yang mempunyai keinginan untuk menyuarakan suara yang tidak pernah didengar pemerintah, mempunyai keinginan untuk mengubah Indonesia menuju perubahan yang baru.
Bersama beberapa temennya, mereka membentuk sebuah organisasi kecil bernama “winatra”. Dengan keberanian yang mereka punya dan kekuatan yang seadanya mereka melakukan pergerakan dengan beberapa teman jakarta dan beberapa kota lainnya yang punya tujuan sama “menggulingkan pemerintahan”.
Hidup sebagai buronan dan dianggap sebagai organisasi terlarang, sudah biasa laut lewati selama masa perlariannya. Disiksa tanpa henti sudah menjadi makanan sehari-hari selama masa penangkapan nya. Yang dia rindukan hanya keluarganya, ayah, ibu, adik kecilnya Asmara, dan kekasihnya Anjani. Rasa sakit raga dan jiwa sudah Laut rasakan berhari-hari bahkan saat mengetahui bahwa salah satu diantara mereka ada yang menjadi “ular” dalam pertemanan.
Buku ini memiliki 2 sudut pandang dari sudut pandang Laut dan Asmara, adik kesayangannya Laut. Bagaimana Laut hidup sebagai buronan pemerintah dan Asmara yang harus merasakan kehilangan dari segala sisi.
Buku ini mempunyai kelebihan dimana diksinya yang indah dan sastra yang menawan, penggambaran tentang masa penyekapan dan penyiksaan membuat pembaca merasakan perasaan yang dialami Laut dan temannya, selain itu pembaca juga merasakan sedihnya kehilangan dan pengkhianatan yang terjadi dalam buku tersebut. Selain itu banyak buku serta lagu asing disebutkan yang dapat menambah wawasan pembaca.
Kekurangan dari buku ini adalah cerita tidak diurutkan dari awal, dimana pembaca akan dibuat bingung karena pembaca akan merasa dilempar ke masa depan dan kembali ditarik ke masa lalu. beberapa tokoh juga tidak diceritakan bagaimana latar belakang nya, dalam buku ini juga tidak diceritakan alasan mengapa seseorang bisa menjadi pengkhianat diantara mereka, tidak diceritakan pula bagaimana nasib teman yang hilang serta nasib “ular” Winatra.
Buku ini merupakan salah buku karya Leila S. Chudori diterbitkan pada tahun 2017 silam oleh KPG. Buku ini sudah dibaca cukup banyak orang bahkan masih tetap berada dalam top best seller di Gramedia dan menjuarai S.E.A Write Award pada tahun 2020.
Menurut saya buku ini menarik karna membahas isu yang cukup sensitif mengenai 1998. Di dalam buku ini tergambar jelas bagaimana penyiksaan, pengkhianatan dan kehilangan yang dirasakan oleh semua tokoh dalam cerita ini.
Secara keseluruhan buku ini sangat bagus untuk dibaca, penggambaran keadaan yang digambarkan oleh penulis dalam cerita juga jelas, sehingga kita bisa membayangkan bagaimana kejadian sebenarnya pada cerita novel ini. Jadi, untuk kalian yang belum baca, dan ingin berkenalan dengan masa “98” sepertinya buku ini layak dipertimbangkan untuk kalian baca.